Sabtu, 29 Januari 2011

Betelgeuse -Matahari kedua Bumi?-

Apa itu Betelgeuse?


Betelgeuse


Betelgeuse (Alpha Orionis (α Orionis, α Ori) adalah bintang yang terletak 640 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini merupakan bintang paling terang kedelapan dalam langit malam dan bintang paling terang kedua dalam konstelasi Orion. 


 Betelgeuse dalam klasifikasi bintang 
Nama Betelgeuse berasal dari kata Bait al-Jauzā, berasal dari bahasa Arab yang berarti "rumah sang raksasa". Memang, dari namanya saja sudah raksasa,  bintang ini dikelompokkan sebagai bintang jenis "supergiant merah (red supergiant). Betelgeuse dikenal sebagai bintang paling besar dan paling terang yang pernah diketahui. 


















Ukuran Betelgeuse
Ukuran Betelgeuse dibanding bintang-bintang lainnya
-tampak matahari ditunjukkan oleh tanda panah-.
Bayangkan, kita sedang berada di titik tengah tata surya kita. Ukuran diameter permukaan Betelgeuse sama dengan jarak antara Matahari dengan Planet Jupiter -mendekati sabuk Asteroid-. Artinya, Betelgeuse memiliki massa sama dengan 1000 kali diameter Matahari.


Lalu, apa hubungannya, Betelgeuse dengan Matahari kedua Bumi?



Para peneliti mendapati, bahwa Betelgeuse terus kehilangan massa, memerah, dan akan meledak dalam waktu dekat. Bahan bakar yang dimilikinya akan segera habis. Dalam usianya yang relatif singkat, Betelgeuse sedang menghadapi masa tuanya sebagai bintang maha raksasa merah dan tak lama lagi akan mendekati akhir hidupnya, yakni meledak sebagai supernova.


Suatu hari, ia akan mengakhiri masa hidupnya sebagai sebuah supernova. Saking dahsyatnya ledakan tersebut, para ilmuwan memprediksi bahwa cahaya ledakan tersebut akan berdampak pada terangnya siang hari pada waktu malam. Hal itulah yang menyebabkan Bumi akan mendapatkan dua sinar cahaya dalam beberapa minggu dari dau bintang yang berbeda -Matahari dan Betelgeuse-. Hal tersebut dikhawatirkan juga akan membahayakan Bumi.


Dalam sebuah artikel yang berjudul "Technological Innovation is not a calendar"news.com.au, menyebutkan bahwa para ilmuwan yakin Betelgeuse akan meledak sebelum tahun 2012


Lagi-lagi 2012..
Tetapi hal ini dibantah oleh Phil Plait, dari Bad Astronomy. Dalam sebuah artikelnya, ia berkata bahwa,
"Saya akan mencatat bahwa, Betelgeuse akan meledak. Itu pasti! Jika ada supernova yang bisa mengancam manusia dengan hujan partikel atau bahkan menggoreng manusia dengan cahayanya, maka ia harus berada pada jarak 25 tahun cahaya, dan Betelgeuse berjarak 25 kali dari jarak tersebut (artinya daya untuk membahayakan kita berkurang 600x). Hal itu merupakan jenis ledakan bintang yang meledak dengan sinar gamma yang salah, jadi saya tidak khawatir dengan hal tersebut."
Di paragraf lainnya, ia berkata. 
"Pada jarak tersebut, ia akan semakin terang, seterang bulan purnama. Cahaya tersebut akan menyilaukan mata kita.Itu memang sangat terang, tetapi hanya 1/100.000 cahaya matahari, dan tidak akan memanggang kita. Dan yang pasti ketika itu terjadi, manusia tidak akan terancam." 
Jadi, sekalipun Betelgeuse akan meledak, atau akan ada supernova-supernova lainnya di tahun 2012. Hal itu tidak akan mengancam kehidupan manusia




Tambahan : Letak Betelgeuse dalam Rasi Orion


Sumber : 
http://www.news.com.au



Rabu, 26 Januari 2011

Cuaca Antariksa

Ternyata...

Tidak hanya terjadi di Bumi, cuaca juga terjadi di antariksa. Hanya saja, cuaca di antariksa tidak berupa hujan air atau salju es seperti yang terjadi di Bumi. Cuaca antariksa disebabkan oleh adanya aktivitas Matahari yang melontarkan milyaran ton partikel dan plasma berenergi tinggi serta radiasai gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke Bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan di Bumi.



Bagaimana Cuaca Antariksa Terjadi?
Flare

Flare dan CME merupakan aktivitas Matahari yang mempengaruhi cuaca antariksa.
Flare menghasilkan sinar ultraviolet ekstrem dan sinar X yang dapat mengionisasi molekul-molekul atmosfer Bumi. CME (Coronal Mass Ejection atau Lontaran Massa Korona) melontarkan partikel seperti plasma, proton, dan elektron berenergi tinggi. Jika mengarah ke Bumi, CME akan berinteraksi dengan magnetosfer. Oleh magnetosfer, partikel-partikel akan dibelokkan ke kutub-kutub Bumi dan daerah sekitarnya. Selanjutnya, partikel-partikel tersebut akan berinteraksi dengan molekul-molekul atmosfer di sana. 

CME
Efeknya di Bumi
Radiasi sinar X dan ultraviolet ekstrem dari Matahari menembus magnetosfer. Gelombang pendek tersebut masuk sampai ke atmosfer atas Bumi dan akan mengionisasi molekul-molekul di sana. Akibatnya, komposisi kimia dan dan kerapatan molekul di lapisan atmosfer atas berubah. Perubahan ini dapat mengganggu sinyal komunikasi dan navigasi, serta penjalaran gelombang komunikasi radio HF.

Efeknya di Angkasa
Cuaca antariksa dapat menimbulkan ancaman
bagi para astronot
Saat ini, satelit merupakan teknologi yang mempermudah kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi ini rentan terhadap cuaca antariksa. Satelit adalah teknologi yang pertama kali akan terganggu karena cuaca antariksa. Selain berdampak pada satelit, cuaca antariksa juga dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi para astronot di ruang angkasa terutama melalui radiasi gelombang elektromagnetiknya. Radiasi ini dapat menyebabkan kanker dan perubahan biologis pada beberapa bagian sistem biologi manusia.

Pengaruh Iklim di Bumi
Saat puncak aktivitasnya, intensitas radiasi dari sinar Matahari meningkat. Hal ini akan menyebabkan peningkatan suhu di atmosfer. Salah satu lapisan atmosfer yang terpengaruh adalah stratosfer yang mengandung ozon. Peningkatan suhu akan menyebabkan peningkatan konsentrasi ozon sehingga menimbulkan pengaruh pada iklim Bumi.

Nah, dampak dari cuaca antariksa sudah mulai terasa. Tahun 2012 merupakan puncak dari siklus matahari, sebagai penanda akan adanya tingkat cuaca antariksa yang ekstrem. Bagaimanakah Anda menanggapinya?


Sumber :
Lapan, 2009. Fenomena Cuaca Antariksa. Bandung.
Gambar : www.google.co.id